(FF Series) Secret Guard Part 7

secret guard 6

Tittle : Secret Guard Part 7 | Author : Whin (@elizeminrin) | Cast : Kim Ryeowook, Shin Minrin, Cho Kyuhyun, Kim Jongwoon, Shin Ranran, Han Sungyoung | Genre   : Action, Romance, Revenge | Length : Chapter (7147 words)  | Rating: PG 15 | Disclaimer: This story is just Fan fiction, Super Junior members is not mine. I just have the story plot and artwork. Please, don’t copy paste it. It’s Inspired by a movie called Abduction and some Kdrama

***

Ryeowook-ah, ini ayah. Ayah tidak yakin kau akan menemukan ini dan mendengarkannya atau tidak tapi ayah tetap akan melakukannya.”

Minrin terdiam ketika suara itu terdengar dari perekam berbentuk pena itu. Tindakannya ini mungkin sangat lancang dan keteraluan, tapi entah kenapa Minrin sangat ingin mendengarkan isi rekaman itu. Benda ini pastilah sangat berharga untuk Ryeowook. Dan mungkin salah satu kenangan yang dimilikinya bersama ayahnya.

Hari ini ulang tahunmu yang ketujuh. Saengil Chukkae uri Ryeowook. Kau ingat kita mengubur harta berharga bersama-sama di bawah pohon rumah kita yang di Incheon? Ayah pernah mengatakan padamu bahwa itu tempat rahasia kita bukan? Jangan beritahu siapapun termasuk pada ibu. Ah…saat itu kau benar-benar menurut.”

Minrin tersenyum tiba-tiba. Dia membayangkan bagaimana masa kecil Ryeowook bersama ayahnya, mengubur harta karun. Ada jeda beberapa saat sebelum ayah Ryeowook melanjutkan ucapannya.

Ayah harap kau masih menuruti perkataan ayah sampai sekarang. Ryeowook-ah….,” lagi ada jeda dan bahkan terdengar helaan nafas berat. Minrin mengernyit sebentar, menunggu dengan menahan nafas.

Di masa depan, akan banyak hal yang akan kau lalui. Hal-hal yang berat yang mungkin tidak bisa kau terima tapi harus kau lalui. Jika kau tidak sanggup, berkeluh kesahlah tapi jadilah orang yang kuat. Sekarang ayah dan ibu masih bersamamu, tapi jika suatu saat nanti kau harus melaluinya sendiri, percayalah pada dirimu bahwa kau akan melewatinya. Dengarkan ucapan paman Kim. Dia juga akan membantumu dan melindungimu.”

Sampai disitu, Minrin terenyuh mendengarnya. Seakan-akan itu sebuah pesan untuk Ryeowook yang memang sudah disiapkan sejak lama oleh orang tuanya.

Ryeowook-ah, satu hal lagi yang harus kau dengar. Jangan percaya dengan mudah pada orang yang tidak kau kenal, kau hanya boleh percaya pada mereka yang benar-benar kau kenal. Kau mengerti kan?”

Dan disitulah isi rekaman itu berakhir. Minrin masih memegangi pena itu dengan erat. Untuk sejenak dia memikirkan banyak hal tentang orang tua kandungnya. Meskipun Minrin juga baru tahu kalau Ryeowook juga ditinggal pergi orang tuanya sejak kecil, tapi pria itu masih beruntung karena bisa mengenal ayah dan ibunya. Sedangkan Minrin, wajah ibu dan ayah kandungnya saja tidak pernah dilihatnya sampai sekarang.

Tangannya terulur kemudian, mengambil ponsel yang tadi sempat diletakkannya di atas meja. Ada sebuah pesan masuk.

Kang Mihyuk :

Bisa kita bertemu?

Gadis itu diam sebentar sekali lagi sebelum akhirnya meletakkan kembali pena itu ke dalam kotak dan bergegas keluar dari ruangan itu.

***

Stasiun subway Seoul ramai seperti biasanya. Lalu lalang orang yang mengejar kereta pagi atau yang terburu-buru keluar untuk bisa sampai di tempat tujuan tepat waktu sangat terasa. Ryeowook mungkin satu-satunya yang hanya berdiri di tengah-tengah manusia yang dikejar waktu itu. Kedua tangannya menggengam dengan erat. Ada keraguan ketika akhirnya berhasil menginjakkan kaki di stasiun ini.

Di balik saku mantel, tangannya menggengam sebuah kertas bertuliskan sebuah password loker penyimpanan di stasiun ini. Hampir semua stasiun di Korea memang memiliki loker penyimpanan barang. Dan Ryeowook tidak percaya bahwa sesuatu yang ditemukannya kemarin di rumah lamanya menuntunnya kemari. Deretan loker penyimpanan terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang ini tapi sekali lagi Ryeowook ragu untuk melangkah kesana.

Dia baru menyadarinya tadi pagi, saat mengambil barang dalam kotak hitam miliknya bahwa pena abu-abu itu bukanlah sekedar pena. Itu adalah sebuah perekam suara. Dan ayahnya sepertinya sengaja meninggalkan rekaman itu padanya. Meski menurutnya hanya berisi sebuah pesan biasa pada anaknya, tapi terasa janggal bagi Ryeowook. Seperti sengaja ditinggalkan untuk memberikan petunjuk. Apalagi dalam kotak itu juga terdapat secarik kertas bertuliskan deretan lima angka dan juga stasiun subway Seoul. Kenapa bisa ada secarik kertas betuliskan deretan passsword yang terselip di dalam pena itu? Ayahnya meninggal 20 tahun yang lalu, bahkan sebelum jalur subway Korea yang begitu canggih dengan adanya loker penyimpanan di setiap stasiunnya dibangun. Ini sedikit tidak masuk akal kecuali orang yang meletakkan pena itu di dalam kotak hitam itu bukanlah ayahnya.

Siapapun itu satu-satunya yang memang harus Ryeowook lakukan adalah mencari tahu isi loker penyimpanan nomor 54 itu.

Kini dia pun berjalan menuju sebuah ruangan dengan deretan panjang kotak berwarna biru gelap. Dia menelusuri setiap baris  demi baris hingga akhirnya menemukan loker bernomor 54. Tidak butuh waktu lama untuknya memasukkan password berisi lima digit angka itu. Awalnya dia pikir ini hanyalah lelucon dan tidak nyata, tapi pintu loker itu benar-benar bisa dibukanya dengan sangat mudah. Tidak ada apapun didalamnya kecuali sebuah kotak berwarna hitam. Ryeowook sempat menahan nafasnya, dia menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang lain yang mengikutinya sebelum akhirnya membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah hardisk. Ryeowook pun dengan cepat menutup kotak itu kembali dan memasukkannya ke dalam saku mantelnya. Dia pun buru-buru menutup loker itu lalu berjalan keluar dengan santai. Padahal tangannya memegang erat benda berbentuk segi empat itu dengan erat di dalam saku mantelnya.

Ponselnya bergetar sesaat ketika dia sudah kembali ke dalam mobilnya. Pesan singkat yang dikirimkan Minrin tertera di layar ponselnya. Gadis itu masih belum keluar dari kamarnya ketika Ryeowook pergi tadi. Seharusnya Ryeowook memang tidak boleh berlama-lama diluar rumah karena sudah pasti Jongwoon dan Sungyoung sudah pergi. Itu berarti besar kemungkinan gadis itu akan pergi keluar rumah tanpa pengawalan seperti yang selalu diucapkannya.

Minrin

Kau pergi kemana? Aku akan menemui Minhyuk di cafe tidak jauh dari kampusku. Aku ingin membicarakan sesuatu padamu nanti.  

Ryeowook melihat jam di pergelangan tangannya sebentar lalu menghela nafasnya. Dia melupakan sesuatu sebelum datang ke tempat ini. Seharusnya dia sudah berada di rumah jam 8 sebelum Jongwoon dan Sungyoung pergi. Sekarang sudah lewat jam 8 dan itu berarti dia meninggalkan Minrin di rumah sendirian. Yang artinya, gadis itu leluasa berbuat seenaknya termasuk pergi menemui Minhyuk seperti katanya. Ryeowook pun bergegas menghidupkan mesin mobilnya dan segera keluar dari area itu.

***

Kang Minhyuk menunggu gadis itu dengan secangkir latte di depannya. Pria itu mengecek ponselnya untuk kedua kalinya setelah Minrin memberinya balasan tadi. Pria itu tersenyum terlalu senang sesaat sebelum pintu cafe di belakangnya terbuka. Minrin berdiri di sana, sedikit terengah seperti habis berlari. Setelah berhasil mengontrol nafasnya, gadis itu pun berjalan mendekati Minhyuk.

“Maafkan aku. Apa aku terlambat?” tanyanya masih dengan nafas yang sedikit tidak beraturan.

Minhyuk mendongak sambil tersenyum seperti biasanya lalu menggelang. “Gwaenchana. Kau mau kupesankan jus?” tawarnya begitu melihat keringat di dahi Minrin.

Minrin mengangguk  seenaknya lalu Minhyuk pun memanggil kembali pelayan yang tadi megantarkan coffe latte nya. Pelayan itu terlihat mengangguk mengerti dan tanpa banyak memberi tawaran lainnya dia pun langsung pergi sambil mencatat pesanan Minhyuk.

“Kau habis berlari mengejar bus atau apa?” ejek Minhyuk sambil terkekeh.

“Eoh….” jawab Minrin cepat. Minhyuk seketika itu mengubah ekspresinya.

“Kau tidak diantar pengawalmu itu?” tanyanya lagi.

“Tsk…dia bukan pengawalku, Minhyuk-ah. Dia itu….”

“Kekasihmu?” potong Minhyuk cepat bahkan dengan nada tidak suka.

Pria itu mendadak kehilangan kendali atas perasaan cemburunya. Ya..tentu saja alasannya adalah adegan ciuman Minrin dengan pria itu. Minhyuk benar-benar marah dan tidak suka saat itu, tapi sedikitpun dia bahkan tidak bisa bergerak hanya untuk mencegah Minrin menghampiri pria itu.

Minrin mendongak sedikit tidak percaya dengan nada suara Minhyuk yang mendadak kesal. Nafasnya tidak lagi terengah dan gadis itu lantas terkekeh. “Wae? Kau cemburu?” tanyanya menggoda.

Minhyuk mendecak tapi tidak mengelak. Tentu saja cemburu. Pria mana yang tidak cemburu melihat gadis yang disukainya berciuman dengan pria lain? Ya…Minhyuk memang menyukai Minrin. Jangan ditanya sejak kapan, karena Minhyuk sendiri tidak tahu. Yang dia tahu Minrin tiba-tiba sudah hadir di kehidupannya lalu dunia Kang Minhyuk mendadak berubah. Dia selalu senang saat Minrin bersamanya. Gadis itu lucu dan juga sangat luar biasa.

“Dia hanya seorang teman,” Minrin berucap kemudian. Nada suaranya sedikit melemah. Agak aneh saat dia mengatakan itu setelah apa yang mereka lalui.

Minhyuk lekat menatapnya. “Antara aku dan dia siapa yang menurutmu ‘seorang teman’? pertanyaannya sangat tiba-tiba membuat Minrin mengurungkan niat menyruput jus yang baru saja diantar. Gadis itu mendongak, sedikit mengernyit dan juga bingung.

Sedetik kemudian Minrin tersenyum. “Dia kadang sangat menyebalkan dan kau sangat baik padaku,” ucapnya.

Untuk sesaat Minrin benar-benar melupakan status Minhyuk sebagai anak seorang pengusaha kaya yang ternyata berteman baik dengan Kim Donggun. Entahlah, tapi Minrin memang tidak punya pikiran bahwa Minhyuk adalah orang jahat. Dia selalu berlaku baik pada Minrin dan belum ada alasan yang menjadikannya orang jahat dimata Minrin selama ini.

“dan kau berteman dengan orang menyebalkan itu…,” sahut Minhyuk setelahnya, sedikit tidak suka karena harus mengakui fakta yag satu itu.

Minrin mulai menangkap hal lain dari pembicaraan Minhyuk kali ini. Sejak tadi pria itu seperti tidak suka dengan kenyataan bahwa Minrin berteman dengan Ryeowook.

Wae? Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?” tanyanya.

“Sebenarnya aku menyukaimu,” ucap Minhyuk tiba-tiba. Sangat-sangat tidak terduga hingga membuat Minrin hanya mampu menatap pria itu tanpa berkedip. Dia terlalu terkejut hingga tangannya yang memegang gelas tidak bergerak sedikitpun.

Sementara seseorang mengamati Minrin dan juga Minhyuk dari jauh. Seorang pria dengan mantel hitam yang membungkus tubuhnya. Rambutnya pendek dan wajahnya datar namun terlihat mengawasi. Sayangnya Minrin sama sekali tidak mencurigai siapapun di cafe itu. Pikirannya terlalu fokus dengan penyataan Minhyuk barusan.

Gadis itu merespon dengan diam dan menatap Minhyuk. Jika pria di depannya itu menyatakan cinta beberapa bulan yang lalu sebelum hidupnya berubah, Minrin sudah pasti akan menerimanya dengan senang hati. Tapi keadaan yang sekarang sudah berbeda. Meskipun dia masih sangat menyukai Minhyuk tapi sepertinya dia akan salah langkah jika menerimanya. Pria itu sangat baik dan meskipun Minrin juga tidak berpikir bahwa Minhyuk akan berubah menjadi musuhnya hanya karena ayahnya berteman dengan Kim Donggun tapi entah kenapa ada hal lain yang menahannya untuk tidak membalas kalimat cinta itu. Hal lain…seseorang lebih tepatnya.

Minrin menggigit bibir bawahnya. “Minhyuk-ah, Aku….”

Minhyuk berbalik menatapnya, menuntut jawab. Pria itu bahkan tidak memberi kesempatan untuk Minrin berpikir. Sampai akhirnya seseorang terlihat berdiri di samping meja mereka. Minrin tersentak dan mendongak bingung. Sosok Ryeowook tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya, memberikan keberuntungan atau justru sedikit kesialan untuk Minrin. Entah bagaimana pria itu berada di sini sekarang ini. Datang di saat yang benar-benar tidak tepat tapi Minrin mensyukurinya.

“Ryeowook-ssi?”

Ryeowook menatapnya sebentar ke arah Minhyuk lalu kembali pada Minrin. “Kau tidak mendengarkan ucapan Jongwoon?” tanyanya menginterogasi. Minrin menciut mendengar nada menekan yang digunakan Ryeowook saat bertanya padanya.

“Aku mengirimimu pesan. Lagipula hanya sebentar,” belanya.

Minrin yakin saat ini Ryeowook sedang berusaha untuk tidak memarahinya di depan umum. Oh dan Minrin juga tahu kenapa pria itu ingin sekali memarahinya sekarang ini.

“Kau benar-benar menyusahkan!” Ryeowook menarik nafasnya berusaha sabar. Minrin tidak mendebat kali ini. Gadis itu melirik ke arah Minhyuk yang seperti terganggu. Ya…kedatangan Ryeowook memang mengganggu tapi untuk kali ini Minrin akan menyebutnya keberuntungan. Dia akan menggunakan kesempatan ini untuk paling tidak menunda memberikan jawaban pada Minhyuk.

Ryeowook bergerak untuk menarik tangan Minrin ketika akhirnya Minhyuk berdiri dan menahannya. “Bukankah sangat tidak sopan kau menarik paksa dia seperti itu?” ucapnya tidak suka. Ryeowook yang semula hendak berbalik akhirnya menoleh lagi.

“Aku sebenarnya tidak suka melakukan ini tapi kurasa aku tidak punya pilihan,” jawabnya tak mau kalah. Minhyuk balas menatapnya tidak terima.

Keduanya bertatapan dengan ekspresi serius, tajam dan juga saling tidak mau kalah.

“Mungkin akan lebih baik membiarkan Minrin memilih. Apa dia ingin pergi denganmu atau tidak karena dia di sini untuk bertemu denganku.” Minhyuk memberi penawaran yang bagi Minrin justru terdengar sama menyebalkannya dengan Ryeowook menarik paksa dirinya.

Ryeowook menoleh menatap Minrin lagi lalu akhirnya mengalah dengan melepaskan tarikan tangannya. Sementara Minrin sendiri dibuat bingung seketika. Satu-satunya pilihan yang tidak akan dipilihnya adalah tetap di sini bersama Minhyuk, karena sudah pasti hal itu akan semakin membuat Minrin pada situasi lebih tidak mengenakan. Tapi jika dia meninggalkan Minhyuk bukankah dia akan terlihat sekali ingin menghindari pria itu? atau lebih tepatnya tidak ingin memberikan jawaban apapun pada Minhyuk saat ini. Meskipun Minrin tak yakin Minhyuk benar-benar menginginkan jawabannya. Hey, pria itu hanya bilang menyukai Minrin. Dia tidak bilang ingin Minrin jadi pacarnya.

Minrin menoleh pada Ryeowook setelah itu. “Kali ini tentang apa? Kenapa kau ingin aku ikut denganmu?” tanyanya memastikan.

Ryeowook balas menatap gadis itu lalu sekilas melihat pada Minhyuk. Pria yang lebih tinggi darinya itu terlihat menatapnya mengawasi. Sedetik kemudian kedua matanya kembali menatap Minrin. “Tentang apa yang ingin kau tanyakan tadi,” ucapnya akhirnya.

Minrin mengernyit sebentar lalu teringat akan sesuatu. Ya…pena itu. Ryeowook jelas hanya menjadikan itu sebuah alasan, lagipula dia juga tidak tahu jika sesuatu yang ingin ditanyakan Minrin berhubungan dengan pena tadi. Tapi sudahlah.

Gadis itu akhirnya menarik nafasnya lemah. “Baiklah, aku pergi,” ucapnya kemudian. “Tapi bukan berarti aku memaafkan tindakanmu yang seenaknya ini!” ancamnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Minhyuk, Ryeowook sudah menarik Minrin keluar dari cafe itu. Dia bahkan tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk Minrin berpamitan pada Minhyuk. Sedangkang Minhyuk yang berdiri di dalam cafe itu hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan tidak suka. Minrin sempat memberontak sedikit, meminta Ryeowook untuk melepaskan tangannya tapi akhirnya menyerah saat Ryeowook seperti biasanya tidak akan mendengarkannya.

Seseorang yang tadi mengawasi mereka bergerak dari posisinya. Dia melirik ke arah Ryeowook serta Minrin yang kini sudah berada di luar cafe. Sedetik kemudian dia ikut bangkit dan keluar.

***

Yaak, lepaskan aku!” teriak Minrin begitu keduanya sudah berjalan agak jauh dari cafe. Ryeowook terpaksa melepaskan genggamannya di tangan Minrin dan berbalik menghadap gadis itu yang sudah pasti memasang wajah kesal sekarang ini.

“Darimana kau tahu aku ada di sana? Dan siapa yang menyuruhmu menarikku seperti itu? Kau pikir aku tidak bisa jalan sendiri?” cercanya tidak terima.

“Aku melacakmu. Kau lupa siapa aku? Jongwoon hyung memasang alat pelacak di ponselmu jadi kau bisa langsung terdeteksi oleh kami setiap kali kau kabur. Apa jawaban itu cukup?” jawab Ryeowook tidak mau kalah.

Salah siapa gadis itu tidak ditemukannya saat pulang tadi. Bukankah sudah sangat sering Jongwoon, Kyuhyun dan juga Ryeowook memintanya untuk hati-hati jika keluar rumah? Dan Minrin seenaknya saja pergi meninggalkan rumah saat tidak ada seorangpun di rumah itu. Beruntung sekali Jongwoon memang sempat memasang alat pelacak di ponsel Minrin dan membuat Ryeowook cepat menemukannya.

Minrin mendesah, menahan rasa kesalnya tapi tidak bisa berbuat apapun. Dia mengakui sudah salah karena pergi sendiri tanpa memberitahu siapapun “Tapi tetap saja, kau tidak boleh melakukan itu. Ini kedua kalinya kau mengacaukan pertemuanku dengan Minhyuk,” ucap Minrin mengalah.

Ryeowook tidak terlalu medengarkannya. Dia terlalu fokus pada sosok pria tinggi dengan rambut sangat pendek yang berdiri di depan cafe seperti tengah memperhatikan mereka. Pria itu baru pertama kali dilihatnya, tapi sejak tadi tingkahnya mencurigakan. Ryeowook memutar kepalanya lagi.

“Bisakah kita membicarakan itu nanti? Karena kurasa kita harus pergi dari sini,” Ryeowook membalas masih dengan fokus mata ke arah orang itu.

Mwo?”

Belum sempat Minrin memprotes lagi, Ryeowook sudah menarik kembali tangannya dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil. Minrin mendecak lagi sedikit keberatan tapi akhirnya menurut.

Pria yang dilihat Ryeowook itu masih berdiri di depan cafe, memperhatikan mobil putih milik Ryeowook yang kini melaju menjauh dari area cafe.

“Tsk, bisakah kau tidak berbuat seenaknya sendiri? Aku hanya bertemu sebentar dengan Minhyuk tadi dan aku juga memberitahumu,” aku Minrin kemudian ketika mereka berada di perjalanan.

“Kenapa kau sekarang terlihat sangat tidak suka? Bukankan Kau sendiri yang bilang ingin pergi?” Ryeowook menyela, mengingatkan Minrin bahwa ikut pergi dengan Ryeowook memang keputusan gadi situ.

“Oh…itu …itu karena ada yang ingin kutanyakan! Seperti katamu…,” sahut Minrin cepat.

“Apa yang sebenarnya ingin kau tanyakan?”

Minrin memutar bola matanya. Benar. Apa yang sebenarnya ingin ditanyakannya? Ah…soal pena, dan kematian orang tua Ryeowook lalu alasan pria itu menghilang kemarin. Tapi itu bukan jenis pertanyaan yang bisa ditanyakan dalam situasi seperti sekarang. Minrin memutar otak.

“Soal Kang Minhyuk,” ucap Minrin kemudian.

“Pria tadi? Kenapa?”

“Apa menurutmu dia terlibat dengan Kim Donggun? Kata Jongwoon oppa ayahnya berteman dengan Kim Donggun.”

Ryeowook menoleh sebentar. “Kenapa? Karena kau menyukai pria itu?”

“Tidak. Bukan begitu!” seru Minrin berlebihan. Disampingnya Ryeowook hanya diam.

“Aku tidak tahu. Dia tidak terlihat seperti orang jahat yang terlibat masalah.” Ryeowook meilirik Minrin sekali lagi.

“Ah..ya aku pikir juga begitu. Melegakan sekali….”

“Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa dia mengajakmu berkencan?” tanya Ryeowook lagi. Dia menoleh sebentar ketika mobil yang mereka tumpangi berhenti di lampu merah.

“Woah…darimana kau bisa tahu?” Minrin ikut menoleh, ekspresinya berubah seketika. “Dia melakukannya tadi sebelum kau datang.”

Ryeowook lalu menatap Minrin. “Tapi aku bingung harus memberinya jawaban seperti apa dan rasanya ingin kabur. Lalu kau datang.” Minrin tersenyum. “Terima kasih karena menyelamatkanku tadi,” lanjutnya lega.

Ryeowook berdecak dan memilih tidak menyahut. Dia kembali menatap ke depan.

“Jika kau memang menyukainya kenapa tidak bilang saja kau mau?” tanya Ryeowook sedikit kesal pada akhirnya. Entah darimana kekesalan itu berasal. Ryeowook hanya tidak suka gadis itu bertingkah seakan-akan ingin menghindari Minhyuk tapi kenyataannya dia sangat ingin bersama pria itu.

“Yaa, bagaimana bisa aku menerima ungkapan cintanya di saat kau tiba-tiba muncul entah dari mana dan menarikku? Lagipula, ini kedua kalinya kau seperti itu… datang tiba-tiba dan mengacaukan semuanya. Kau seharusnya juga berterima kasih padaku karena menyelamatkanmu. Kau tidak lihat kan tadi bagaimana tatapan semua orang? Mereka pasti mengira kau pacarku yang cemburu karena kekasihnya bertemu pria lain. Artinya, kau bisa saja dibuat malu tadi tapi aku menyelamatkanmu.” Minrin berdecak sesekali tapi akhirnya tersenyum puas begitu menyelesaikan kalimatnya.

Ryeowook tidak menoleh dan hanya membiarkan saja Minrin memprotes seperti biasanya tindakan yang dilakukannya.

“Seseorang mengawasimu tadi, apa kau tidak sadar?” tanya Ryeowook mengalihkan pembicaraan.

Minrin menoleh, terkejut sesaat. “Karena itu kau menarikku keluar?”

“Aku tidak tahu sejak kapan dia ada di cafe itu tapi sepertinya dia memang sengaja mengawasimu.”

“Ya Tuhan….sebenarnya kenapa mereka sangat menginginkanku? Maksudku, jika yang diinginkannya adalah data itu bukankah mereka tidak perlu membuang waktu mengikutiku kemanapun aku pergi? Karena bagaimanapun juga aku tidak tahu apa-apa soal data itu.” Minrin menoleh setelah itu. “Kalian bilang ayahku lah yang membawanya dan sampai sekarang pun kita tidak tahu dimana dia.”

Ryeowook yang semula memilih fokus pada jalan di depannya akhirnya menoleh sebentar. Ekspresi yang sedikit sedih tergambar jelas di wajah Minrin. Gadis itu mendadak diam selama sisa perjalanan itu. Ryeowook hanya menduga jika gadis itu mungkin saja sedang terpikirkan tentang ayahnya. Ya…semua ini adalah situasi yang berat untuk Minrin. Meskipun Ryeowook hanya bisa melihat ayahnya sampai umur tujuh tahun, tapi setidaknya dia punya kenangan bersama ayahnya. Sedangkan Minrin? Gadis itu bahkan tidak mengenal siapa ayah kandungnya sejak bayi. Dia juga belum pernah bertemu dengannya.

***

Ruangan lebar bernuansa putih yang mendominasi terlihat sangat luas. Kim Donggun berdiri menghadap jendela kaca besar di depannya. Pria itu mengenakan jas berwarna biru gelap, tangan kanannya seperti biasa memegang cerutu favouritnya.

“Apa ada hal baru?” tanyanya langsung begitu terdengar seseorang masuk ke dalam ruangannya itu.

Pria bertopi yang menjadi kaki tangannya itu membungkuk sedikit memberi hormat sesaat sebelum menjawab pertanyaan itu.

“Kang Jisuk meninggalkan pesan untuk Anda,” jawabnya lalu pria itu berjalan maju dan menyerahkan ponsel pada Kim Donggun

Kim Donggun menerimanya tanpa menoleh sedikitpun. Dia mengecek sebentar pesan yang dikirim Kang Jisuk itu lalu ekspresinya berubah seketika menjadi serius. .

“Atur pertemuanku dengan Kim Jongwoon, direktur Whystyle,” ucapnya memberi perintah. Si pria bertopi mendongak sebentar, memastikan bahwa atasannya itu tidak salah bicara.

Jeongsohamnida, tapi kenapa Anda ingin bertemu dengan Kim Jongwoon? Dia adalah….”

“Anggota NIS. Tentu saja aku tahu itu. Dia mungkin meminta Kang Jisuk agar bisa bertemu denganku serta mengetahui markas organisasi kita. Lakukan saja sesuai perintahku. Kita hanya akan bicara sebagai seorang pebisnis.”

Pria bertopi akhirnya mengangguk dan mengerti. Dia pun bersiap pergi ketika Kim Donggun menahannya. “Ah…bagaimana dengan gadis itu?” tanyanya.

Pria bertopi terdiam sebentar. “Apa sebenarnya rencana Anda dengan gadis itu? Dia tidak mengerti apapun tentang data itu. Lagipula Shin Taewoo tidak akan begitu saja muncul hanya karena kita menyandera gadis itu sebagai tawanan.”

“Kau benar tapi tetap saja gadis itu kunci kita mendapatkan Shin Taewoo. Ku dengar dia berteman dengan Kang Minhyuk.”

“Ya, mereka terlihat bertemu tadi pagi sebelum Nathan Kim datang,” jawabnya.

Kim Donggun menoleh. “Nathan Kim?” kedua pupil matanya sedikit membulat. Jika dia tidak salah anak yang orang tuanya dibunuhnya 20 tahun yang lalu namanya juga Nathan.

“Anak kecil yang kita lihat di Chicago 20 tahun yang lalu. Anda yang membunuh orang tuanya saat itu.”

Kim Donggun mengernyit sebentar terlihat berpikir lalu sedetik kemudian dia mengangguk paham. “Ah…jadi anak itu ada di Korea?”

“Dia juga anggota NIS,” ucapnya lagi.

Kim Donggun menoleh lagi, terkejut sekaligus senang disaat bersamaan. “Benarkah? Menarik sekali. Kalau begitu carikan informasi tentangnya.  Satu lagi, bersiaplah karena kita akan menjalankan rencana kita kemarin. Si Cho itu tidak memberi informasi apapun sampai sekarang. Dia benar-benar tidak berguna! ” perintahnya.

Pria bertopi menatap Kim Donggun dari samping sesaat lalu membungkuk dan keluar dari ruangan itu.

Bagi seorang Kim Donggun berita yang baru saja didengarnya adalah sesuatu yang menguntungkan. Nathan Kim. Anak itu mungkin saja mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak diketahuinya. Sesuatu tentang data penting itu tentu saja.

***

“Ryeowook-ssi,” Minrin memanggil pria itu yang kini terlihat terburu-buru keluar dari mobil. Kedua matanya waspada mengawasi lingkungan sekitar rumah Jongwoon sebelum akhirnya menyuruh Minrin masuk ke dalam.

“Sebenarnya ada apa lagi? Seseorang mengikuti kita?”

“Hanya memastikan saja.” Ryeowook tidak terlalu menggubrisnya dan membiarkan saja Minrin berjalan di depannya. Dia menutup pintu rumah itu, memastikan semuanya aman.

Setelah itu dia meninggalkan Minrin menuju ruang pribadinya. Gadis itu hanya berdiri dengan berdecak kesal tapi kemudian memilih membiarkannya. Ryeowook buru-buru mengambil laptop miliknya dan mengeluarkan hardisk yang sejak tadi disimpannya di saku mantel. Dia benar-benar harus mengecek benda itu. apakah seseorang tengah bermain-main ataukah memang benar data itulah yang mereka cari selama ini.

Proses pembacaan hardisk yang memakan waktu membuat Ryeowook menahan nafas. Angka 87 tertera di layar laptopnya, bergerak menuju angka 100. Dan tenyata tidak semudah yang dia kira. Kolom berwarna putih muncul di tengah-tengah layar, meminta untuk diisi. Ada password pengaman yang harus dipecahkannya untuk bisa membuka hardisk itu. Dia tahu hal ini akan terjadi. Tidak ada yang mudah dalam dunia mata-mata untuk mendapatkan informasi. Menurut pengalaman yang didapatkannya selama ini, memasukkan password seperti ini justru akan sangat beresiko, terlebih jika dia sendiri tidak tahu apa passwordnya. Dan tentu saja dia tidak bisa menebak-nebak dan mencobanya sesuka hati, karena itu bisa saja membuat hardisk itu sama sekali tidak bisa dibuka. Biasanya akan ada dua kesempatan mencoba, tapi untuk kali ini Ryeowook tidak ingin mengambil resiko.

Instingnya berkata bahwa semua ini bukan kebetulan. Seseorang sengaja menuntunnya untuk mendapatkan hardisk ini. Dan jika dugaannya benar, maka hardisk ini memang berisi informasi serta data yang selama ini dicari.

Ryeowook menyerah lalu menutup laptopnya. Dia membutuhkan bantuan seseorang untuk bisa memecahkan password pengaman hardisk itu. Cho Kyuhyun. Ya…pria itu sangat mahir dalam hal macam ini. Seingatnya Kyuhyun pernah mengatakan sedang bekerja membuat program untuk membuka password seperti ini.

***

Kim Jongwoon berjalan mengikuti seorang wanita yang saat ini tengah mengantarnya untuk bertemu Kim Donggun. Benar, Kim Donggun. Jongwoon sendiri tidak percaya akan semudah ini untuk membuat Kang Jisuk bicara pada Kim Donggun dan membuat pria paling dicari NIS itu mengiyakan saja bertemu dengannya. Tentu saja Jongwoon tidak begitu saja percaya Kim Donggun mengiyakan tanpa rencana apapun. Pria itu pasti sudah mengetehui jika Jongwoon adalah bagian dari NIS.

Lorong yang lebar dan juga bersih menjadi pemandangannya selama perjalanan. Tempat yang Jongwoon datangi sekarang ini memang bukan markas I.L. Tempat ini semacam sebuah kantor. Mungkin tempat ini adalah anak cabang perusahaan Kim Donggun yang di China.  Wanita yang berjalan di depannya akhirnya berhenti dan berdiri di sebuah pintu. Dia mengetuknya pelan lalu membukanya. Sebelum pergi dia membungkuk singkat pada Jongwoon dan menyuruhnya untuk masuk.

Ruangan yang baru saja dimasukinya terlihat sangat lebar. Tidak banyak furniture yang dipasang di ruangan itu. Hanya ada satu meja kaca dan dua kursi saling berhadapan serta rak buku yang terbuat dari kayu di samping sebuah jendela besar. Ruangan itu bernuansa putih dan Jongwoon sedikit tercengang melihat tempat kerja Kim Donggun. Pria itu sendiri terlihat tengah mencari buku dari koleksinya ketika Jongwoon masuk.

“Jongwoon-ssi?” Dia menoleh pada Jongwoon lalu tersenyum mempersilahkannya untuk duduk.

Ini pertama kalinya Jongwoon bertemu dengan Kim Donggun. Pria itu terlihat seperti pria pebisnis lainnya. Dia tidak tinggi, bahkan beberapa senti jauh lebih pendek dari Jongwoon. Tubuhnya tidak terlalu kurus tapi Jongwoon masih bisa melihat sisa-sisa otot lengannya yang menonjol dibalik jasnya. Rambutnya sudah mulai memutih di beberapa bagian dan sesuatu yang membuatnya tampak seperti bos besar adalah cerutu yang dipegangnya.

Jongwoon menatapnya lalu tersenyum. Dia pun duduk di kursi yang seakan disediakan untuknya. Kim Donggun meletakkan buku yang baru saja diambilnya di atas meja, menghisap cerutunya sebelum akhirnya ikut duduk.

“Kudengar kau sangat ingin bertemu denganku, apa itu benar?” tanyanya memulai pembicaraan.

“Benar dan kurasa aku harus berterimakasih pada Kang Jisuk-ssi karena membantuku bertemu denganmu,” Jongwoon membalas. Keduanya saling bertatapan, melempar senyum dan membuat obrolan itu seperti obrolan dua orang yang akan menjalin bisnis bersama-sama padahal sebenarnya keduanya saling mengawasi.

Mungkin saja di ruangan itu Kim Donggun menyimpan senjatanya, entah di balik jasnya, di laci mejanya atau di bawah mejanya. Yang jelas tempat yang mungkin diyakininya tidak akan diketahui Jongwoon. Dan Jongwoon sendiri tidak akan mengabaikan fakta bahwa kemungkinan Kim Donggun akan menghabisisnya di tempat ini sangat bisa terjadi.

“Ah…apa karena proyek Research Center itu?” tebak Kim Donggun kemudian. Dia tersenyum lagi. “Dia memang orang yang tidak konsisten. Aku mendengar awalnya kerja sama itu ditawarkannya padamu. Tsk…dia menemuiku seakan-akan tidak ada yang mau bekerjasama dengannya,” cibirnya pelan.

“Kurasa karena Kim Donggun-ssi berteman baik dengannya,” balas Jongwoon tak kalah dengan nada cibiran.  “Atau karena Kim Donggun-ssi yang menawarkan diri dan meminta bantuannya tentang Midnight club,” singgung Jongwoon pada akhirnya.

Ekspresi wajah Kim Donggun berubah seketika. “Apa yang sebenarnya kau bicarakan, Jongwoon-ssi?”

“Kurasa kita tidak perlu berpura-pura bukan? Kecuali kau sengaja memintaku datang dan memasang kamera pengintai di ruangan ini. Ya…kau mungkin berpikir aku membawa senjata dan kapan pun bisa menggunakannya untuk melumpuhkanmu. Dan jangan kira aku tidak tahu kau menyimpan sebuah pistol di balik lacimu itu,” Jongwoon menatapnya tak kalah serius.

Keduanya bertatapan dengan ekspresi waspada. Mungkin saja salah satu atau mungkin keduanya akan mengeluarkan senjata sekarang juga. Lalu Kim Donggun tertawa pelan, mencairkan keteganggan yang nyaris mencapai puncaknya tadi. Jongwoon tidak pernah main-main jika mengajak bicara lawan mainnya, apalagi orang itu adalah musuhnya.

“Baiklah, jika kau yang meminta.” Kim Donggun meletakkan cerutunya di atas asbak terbuat dari kaca. Ekspresi wajahnya berubah mengawasi dengan sangat ketara. “Apa kedatanganmu kemari hanya untuk mencari tahu apakah aku terlibat dalam insiden di Midnight club itu?”

Jongwoon diam, berpikir meski ekspresinya sama sekali tidak berubah. Itu salah satu alasan kedatangannya tapi dia lebih ingin tahu hubungan Kim Donggun serta kang Jisuk. Apa rencana pria di depannya ini dengan menyeret Kang Jisuk dalam masalah sekarang ini.

“Atau karena Kang Jisuk?” tebak Kim Donggun lagi.

Jongwoon menegang seketika. “Aku akan memberitahumu, Jongwoon-ssi. Kerjasamaku dengan Kang Jisuk tidak ada hubungannya dengan masalah antara diriku dan juga NIS. Kau pasti berpikir aku memanfaatkannya serta puteranya yang bernama Kang Minhyuk untuk mendapatkan gadis itu bukan?”

Jongwoon tetap diam. Itu memang dugaannya.

“Aku tidak berpikir sampai sana sebenarnya. Lagipula tanpa Jisuk atau Minhyuk yang menjebaknya, aku bisa mendapatkan gadis itu dengan mudah.”

“Kenapa kau sangat menginginkannya? Gadis itu bahkan tidak tahu apa-apa soal data itu,” sahut Jongwoon kemudian, dingin.

“Memang. Kau memang benar. Aku hanya ingin tahu dimana Shin Taewoo. Bukankah dia yang memegang data itu? Mendapatkan gadis itu akan memancing Taewoo keluar.”

“Karena itu kau menyuruh Kang Jisuk agar memudahkan anak buahmu berkeliaran di Midnigh club malam itu,” sambung Jongwoon.

“Ah..kau sangat ingin tahu rupanya. Aku sudah mengatakannya padamu, kerjasamaku dengan Kang Jisuk tidak ada hubungannya dengan data itu,” ucapnya sekali lagi.

Jongwoon kembali diam sembari mencerna ucapan Kim Donggun itu. Dia berbohong atau bicara jujur?

“Apa kau sudah selesai bertanya? Sekarang aku yang akan mengatakan sesuatu padamu.” Kim Donggun kembali berucap. Kedua matanya tajam menatap Jongwoon. Suaranya juga berubah serius.

“Kalian tahu tujuanku hanya untuk melenyapkan data itu dan aku akan melakukan apapun termasuk membunuh kalian satu persatu seperti yang kulakukan pada Han Eonji, Shin Jaeseok dan dua agen kalian yang melindungi Shin Taewoo 20 tahun yang lalu. Bahkan jika perlu aku juga akan membunuh siapapun yang mengetahui tentang data itu, apa kau mengerti?”

Jongwoon geram di tempatnya. Tangannya sedikit mengepal dan rasanya dia ingin menarik pistol dari balik jasnya sekarang juga.

Kim Donggun tersenyum menyerengai merasa menang. “Tapi tenanglah, hari ini bukanlah akhir dari hidupmu,” ucapnya sambil masih terus tersenyum.

Nafas Jongwoon memburu. Laki-laki itu masih mengepalkan tangannya di atas pahanya. “Aku akan mengingatnya.” Dia pun berdiri, masih menatap Kim Donggun yang tertawa penuh kemenangan.

Detik berikutnya, Jongwoon berbalik dan keluar dari ruangan itu.

***

Lorong di lantai tiga gedung apartement itu sepi, hanya ada penerangan di beberapa bagian. Ranran yang baru pulang berjalan dengan sedikit tergesa di lorong tersebut. Bukan hanya karena dia sudah lelah tapi suasana malam di lorong ini sedikit membuatnya bergidik ngeri. Biasanya dia memang tidak pernah takut berjalan sendirian di lorong ini, tapi entah kenapa dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Bahkan saat dia baru saja keluar dari sebuah toko baju, dia sudah merasa diikuti.

Tangannya dengan cepat menekan password apartementnya. Belum sampai angka terakhir dimasukannya, seseorang menyeret lehernya dari belakang. Ranran meronta, berusaha berbalik badan tapi gagal ketika akhirnya orang itu membekap mulutnya dengan sebuah saputangan hingga membuatnya tak sadar diri.

Aroma besi yang berkarat menusuk indera penciumannya begitu sadar. Dia tidak tahu sudah berapa lama pingsan. Satu-satunya yang diketahuinya adalah bahwa sekarang ini dia sudah berada di sebuah tempat yang gelap. Ranran membuka matanya perlahan lalu kepanikan melandanya lagi saat menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya. Tubuhnya diikat dengan tali yang melilit pada kursi kayu yang didudukinya. Mulutnya disumpal kain dan membuatnya tak bisa berteriak untuk meminta tolong.

Dia mulai berkeringat dingin. Tangannya mulai terasa perih saat berulang kali berusaha melepaskan diri. Sia-sia, karena ikatannya terlalu kuat.

Ruangan tempatnya disekap adalah sebuah rungan gelap yang Ranran yakini sangatlah kotor. Dia nyaris tidak bisa melihat apapun kecuali bayang-bayang tirai terbuat dari plastik yang terkena temparam cahaya lampu kecil diatasnya. Anehnya tidak ada siapa-siapa di ruangan itu. Lagi-lagi Ranran panik.

Kenapa dia disekap seperti ini? Apa mereka orang-orang yang sama yang dulu pernah masuk ke dalam apartementnya?

Derap sepatu yang bersentuhan dengan lantai terdengar sesaat kemudian. Ranran memincingkan matanya berusaha melihat siapa yang datang. Seorang laki-laki bertopi berjalan ke arahnya dan berdiri beberapa langkah di depannya. Ranran tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, dia hanya melihat siluetnya saja dengan sosoknya yang terlihat gelap berdiri di depannya.

Pria itu lalu mengeluarkan sebuah ponsel, mengarahkan kamera ke arah Ranran dan mengambil gambarnya.

“Aku rasa dia akan segera datang untuk menyelamatkanmu jika melihatmu seperti ini,” ucapnya dengan nada rendah.

Ranran mengernyit takut. Apa maksudnya?

***

“Aku meminta bantuanmu. Kau sangat ahli dalam hal IT bukan?” Ryeowook memulai. Kyuhyun yang baru saja datang mengangguk-angguk membenarkan sambil sesekali menyruput beernya

Pria tinggi itu mendongak setelahnya. “Jadi, maksudmu kau menyuruhku membuka hardisk yang dipasangi password itu?” tanyanya. Ryeowook mengangguk.

“Program untuk memecahkan password yang sedang kau kerjakan, aku rasa bisa menggunakan program itu.”

Kyuhyun mengangguk lagi. “Yah, kau sangat beruntung punya teman seperti ku,” ucapnya berbangga.

“Kapan kau bisa menyelesaikan program itu?” tanya Ryeowook kemudian, menghiraukan ekspresi kebanggaan di wajah Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum, lalu meletakkan kembali kaleng beernya. “Mungkin satu atau dua minggu lagi. Akan kuusahkan secepatnya.”

Ryeowook mengangguk puas setelah itu. Lebih cepat Kyuhyun menyelesaikan program itu lebih baik, karena Ryeowook semakin yakin sekarang bahwa hardisk itu berisi informasi yang selama ini mereka cari.

“Tapi, sebenarnya apa isi hardisk itu? kenapa kau sangat ingin membukanya? Apa sesuatu yang penting?” Kyuhyun menatap Ryeowook penasaran.

Ryeowook diam sebentar lalu tersenyum tipis. “Aniya. Hanya informasi tentang kasus mata-mata utara yang dulu pernah kutangani,” Ryeowook menjawab. Dia tidak bermaksud berbohong sebenarnya, tapi saat ini memecahkan password hardisk itu lebih penting. Ryeowook hanya ingin mendapatkan data itu lalu menyerahkannya pada NIS.

Kyuhyun mengangguk lagi sama sekali tidak curiga. “Ngomong-ngomong, dimana Minrin? Aku tidak melihatnya sejak tadi,” tanyanya, mengalihkan pembicaraan dan Ryeowook diam-diam menghela nafas lega.

“Mungkin ada dikamarnya. Kurasa dia sedang kesal padaku,” jawab Ryeowook sekenanya. Pria itu menghela nafasnya lagi, kali ini dengan keras membuat Kyuhyun melirik ke arahnya dengan curiga.

“Kenapa? Kali ini apa yang hyung lakukan padanya? Aigoo…kalian berdua itu sangat aneh,”

“Kenapa?”

“Karena Minrin selalu kesal padamu dan hyung yang selalu bertingkah menyebalkan padanya. Tsk…awas saja kalau kalian berkencan setelah ini,” goda Kyuhyun sambil tertawa yang justru ditanggapi Ryeowook dengan diam.

“Tsk, itu tidak akan terjadi, Kyu,” sahut Ryeowook santai.

“Kenapa?”

“Karena Minhyuk menyukainya. Dan kurasa dia juga menyukai Minhyuk.”

“Minhyuk? Si pria dingin itu? Astaga…., Minrin masih belum menyerah rupanya.” Kyuhyun menggelengkan kepalanya tidak mengerti.

Yaa, apa menurutmu Minhyuk benar-benar tidak ada hubungannya dengan Kim Donggun?” tanya Ryeowook tiba-tiba. Entah sejak kapan, tapi kenyataan bahwa Minhyuk adalah anak Kang Jisuk sedikit mengganggunya.

Hyung, Kang Minhyuk itu terlalu polos. Dia tidak mungkin terlibat hal-hal seperti itu. dia adalah orang yang sangat patuh pada aturan, dan kurasa yang dia tahu hanyalah buku serta perpustakaan.”

“Kau berpikir seperti itu?”

“Ya, tentu saja. Aku sudah lama mengenalnya. Jika dia terlibat sudah dari dulu aku mencurigainya. Lagipula, Minhyuk baru kenal Minrin belum lama.”

Ryeowook mengangguk paham setelah itu. Sepertinya dia hanya terlalu khawatir. Lagipula ini sangat aneh kenapa Ryeowook seakan-akan tidak suka dengan Kang Minhyuk itu.

“Jadi, kali ini apa alasan yang membuatnya kesal padamu?”

“Aku mengacaukan pertemuannya dengan Minhyuk tadi pagi. Mereka sepertinya tengah berbicara serius saat aku datang. Lebih dari itu sebenarnya, ada seseorang mencurigakan yang mengawasi mereka.”

Kyuhyun mengernyit. “Pria bertopi yang biasanya? Atau yang datang ke Midnight club?”

Ryeowook menoleh seketika, ikut mengernyit sebentar dengan sedikit heran. Seingatnya Ryeowook tidak pernah mengatakan pada siapapun tentang ciri-ciri orang yang datang ke Midnight club beberapa hari yang lalu.

“Bukan. Kurasa orang baru. Aku belum pernah melihatnya,” jawab Ryeowook akhirnya. Kedua matanya masih mengawasi Kyuhyun dengan diam-diam. Sementara Kyuhyun hanya mengangguk sambil kembali meminum beernya.

Kyuhyun tersentak sebentar saat ponselnya bergetar. Lalu ekspresinya berubah seketika begitu membuka pesan yang sepertinya baru saja dikirim. Ryeowook melihat kepanikan sesaat yang berusaha disembunyikan rekannya itu.

“Kenapa? Apa terjadi sesuatu?” tanyanya.

Kyuhyun mendongak, menggeleng lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku jaketnya. “Tidak. Aku harus pergi sekarang. Aku akan menghubungimu kalau programnya sudah selesai,” katanya buru-buru.

Ryeowook mengangguk dan membiarkan Kyuhyun yang bergegas pergi. Kedua mata Ryeowook masuh belum melepaskan sosok Kyuhyun yang kini sudah menghilang dari balik pintu.

Entahlah, tapi sikap Kyuhyun terlihat aneh bagi Ryeowook.

***

Kyuhyun memacu mobilnya dengan kecepatan yang melebihi normal. Jantungnya berdegup cepat, khawatir. Alasannya melakukan itu adalah pesan yang baru saja dikirimkan nomor tak dikenal padanya. Pesan yang berisi foto Ranran yang disekap. Tidak ada yang dipikirkannya sekarang kecuali keselamatan Ranran saat ini. Brengsek! Rasanya Kyuhyun ingin terus mengumpat dengan memukul gagang kemudinya. Tangannya agak gemetaran setiap kali mengingat bagaimana Ranran yang terlihat diikat dengan mulut disumpal. Gadis itu tidak ada hubungannya dengan semua yang terjadi, tapi kenapa harus dia?

Mobilnya sudah keluar dari jalan tol dan sekarang menuju daerah pinggiran kota. Di sebuah tempat yang jauh dari perkotaan. Tempat yang dipenuhi dengan box-box bekas dari kapal barang. Kyuhyun tidak asing dengan tempat itu, karena ini sudah kedua kalinya dia menginjakkan kaki di sana. Tidak jauh dari sebuah box besar berwarna merah yang dilewati Kyuhyun, terdapat sebuah menara tua yang terlihat gelap. Hanya ada cahaya di ruangan bagian samping menara itu. Tangga yang berputar zig-zag melingkari menara kotor itu, membuatnya tampak  unik sekaligus mengerikan..

Kyuhyun sedikit berlari menuju menara itu, menaiki tangga  demi tangga yang terbuat dari besi. Suara sepatunya yang bersentuhan dengan lantai besi terdengar menggema dengan keras. Seorang pria berjaket kulit hitam dengan sebuah topi di kepalanya menunggunya di anak tangga terakhir. Pria itu pasti sudah mengamati Kyuhyun sejak sampai tadi.

Pria itu tidak mengatakan apapun dan hanya memberi tanda pada Kyuhyun untuk masuk ke dalam ruangan itu. Kyuhyun sempat menatapnya tajam sebelum akhirnya masuk. Ruangan itu sempit mungkin hanya sekitar 9 meter luasnya. Terdapat meja dan kursi di depan Kyuhyun dengan seorang pria duduk di sana dengan diam. Sementara itu ada tiga orang lainnya lagi yang sekarang berdiri di kanan dan kirinya Kyuhyun bersikap mengawasi. Kyuhyun maju dan bersiap untuk bertanya ketika salah seorang dari ketiga orang di sampingnya menendang kakinya dengan keras dan membuatnya terpaksa jatuh berlutut. Kyuhyun menggeram sesaat dengan nafas memburu menahan emosi. Tapi saat ini bukan saatnya melawan.

“Aku tidak tahu akan secepat ini kau datang,” pria di depannya berucap dengan nada puas. Kyuhyun diam. Dia mendongak dan begitu pria tadi berjalan mendekatinya, kini Kyuhyun bisa melihat wajah bringas Kim Donggun yang terkena cahaya lampu satu-satunya di ruangan itu.

Kyuhyun menatapnya tajam tapi tetap diam. Ini bukan kali pertama mendapat perlakukan seperti ini dari Kim Donggun. Jadi sebenarnya Kyuhyun sama sekali tidak terkejut.

Ya..Kim Donggun, pria yang selama ini selalu menjadi target NIS. Pria yang menjadi musuh negara ini. Dan Kyuhyun terlalu mengenal baik Kim Donggun dibandingkan rekan-rekannya di NIS.

“Lepaskan Ranran!” ucap Kyuhyun mengatupkan gigi-giginya. Tangannya mengepal ingin memukul tapi ditahannya. Dia mungkin satu-satunya yang akan keluar babak belur pada akhirnya dengan atau tanpa melawan sekalipun.

Kim Donggun tersenyum menyerangai, menghampiri Kyuhyun dan berjongkok di depannya.

“Kau tahu alasannya kenapa dia harus mengalami hal itu, bukan?” tanya Kim Donggun dengan nada pelan namun tajam. Kyuhyun diam. “Semua karenamu. Jika kau menjalankan tugasmu dengan baik, dia tidak akan terlibat seperti ini.”

Kedua bola mata Kyuhyun membulat seketika. Dia mendongak sedikit dan menantang Kim Donggun. “Aku menjalankan perintah seperti yang kau katakan,” ucapnya membela.

“Ya..kau memang melakukannya. Tapi apa kau pikir aku menyuruhmu menjadi mata-mata di sana hanya untuk menjadi sahabat Minrin dan berkeliaran di NIS tanpa mencari informasi apapun? Apa kau tidak tahu Kim Jongwoon tengah menyelidiki hubunganku dengan Kang Jisuk? Yaa, sekiia perjanjianmu di tulis di atas darah! Jika kau melanggar kau tahu siapa yang akan kuhabisi.”

Kyuhyun menahan nafasnya. Dadanya naik turun menahan amarah. Kim Donggun berdiri setelah itu. Dia menyuruh salah satu bawahannya untuk membawa Ranran ke ruangan itu. Kyuhyun yang masih di posisi semula hanya diam. Tidak lama setelah itu terdengar suara rintihan Ranran yang berusaha berteriak. Kyuhyun sontak menoleh dan melihat bagaimana kondisi Ranran dengan posisi terikat dan mulut tersumpal kain itu.

“Dia juga akan menanggungnya jika kau tidak melakukan tugasmu dengan baik,” ucap Kim Donggun kemudian.

Kyuhyun masih tidak bersuara. Yang dilakukannya hanyalah melihat ke arah Ranran yang sepertinya sudah ingin menangis. Gadis itu pasti ketakutan sekarang. Sejak awal Kyuhyun tidak pernah ingin membuat gadis itu dalam bahaya. Lebih baik Kim Donggun menghabisinya daripada membuat Ranran seperti itu. Dia menoleh pada Kim Donggun lagi.

“Apa yang kau inginkan?” tanyanya

Kim Donggun tersenyum lalu tertawa merasa senang dan puas. Dia lalu mengambil sebuah kotak seperti koper dari mejanya dan menyerahkannya pada Kyuhyun. “Kau hanya perlu memasang alat penyadap itu. Kau berteman baik dengan Nathan Kim bukan?”

Kyuhyun kembali diam, berpikir. “Kim Ryeowook. Kurasa kau lebih familiar dengan nama itu,” Kim Donggun melanjutkan. Kyuhyun terkejut sedikit tapi sedikitpun tidak merespon apapun. “Pasang alat penyadap itu di ponselnya, di mobilnya dan ruangan yang paling sering digunakannya. Awasi dia dan laporkan apapun yang kelihatannya mencurigakan.”

“Kim Ryeowook? Kau mengganti targetmu sekarang?” tanya Kyuhyun sedikit mencibir.

“Kita membuang waktu jika menunggu Shin Taewoo keluar dari persembunyian. Kali ini kau harus melakukannya dengan baik,” ucap Kim Donggun  memperingatkan. “Kau tahu siapa yang akan kucari jika kau melakukan kesalahan lagi,” ucapnya mengancam sembari melihat ke arah Ranran yang sejak tadi berdiri tegang.

Kyuhyun memilih diam begitu koper kecil itu berada di tangannya. Kim Donggun berjalan keluar meninggalkannya setelah itu. seorang pria yang sejak tadi memegangi Ranran akhirnya mendorong gadis itu ke arah Kyuhyun. Kyuhyun dengan singgap menangkapnya dan memeluknya. Dia bernafas lega begitu semua orang pergi mengikuti Kim Donggun.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Kyuhyun sedikit panik lalu buru-buru melepaskan ikatan di tangan Ranran dan juga kain yang menutupi mulutnya.

Gadis itu sudah meneteskan air mata dan mengangguk kecil. Rasanya melegakan bisa melihat Kyuhyun lagi.

 “Kajja, kita pergi dari sini!” dengan pelan Kyuhyun menggenggam tangannya dan menariknya.

Ranran memilih diam dan menurut. Ada banyak yang harus ditanyakannya pada Kyuhyun tapi wajah panik Kyuhyun tadi berhasil mengurungkan niat Ranran.

***

Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam. Kyuhyun yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan Ranran yang juga sama sibuknya berkutat dengan pertanyaan yang sejak tadi mengganggunya. Hingga akhirnya gadis itu memberanikan diri menoleh dan bertanya pada Kyuhyun.

“Kau akan menjelaskan padaku tentang apa yang terjadi kan?” tanyanya takut-takut. Takut jika ini bukan saat yang tepat untuk bicara karena kenyataannya sejak tadi Kyuhyun tidak fokus. Pastilah ada yang sedang dipikirkannya.

“Kyu….,” panggilnya lagi.

“Hmm..?” akhirnya pria itu menoleh, bingung. “Kau tadi bilang apa?” tanyanya.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Orang-orang itu dan orang-orang yang dulu pernah masuk ke apartementku, mereka orang yang sama, iya kan?”

“Aku akan menjelaskannya, tapi tidak sekarang!” tekan Kyuhyun.

Ranran menghela nafasnya tapi tidak ingin menyerah. Apa Kyuhyun akan terus mengangapnya bodoh? Ranran tidak sebodoh itu. Dia cukup tahu ada sesuatu yang tengah terjadi saat ini. Entah apa, tapi Ranran yakin sesuatu itu pasti juga berhubungan dengan Kim Ryeowook karena nama pria itu disebut-sebut tadi.  Ya Tuhan sebenarnya apa yag terjadi?

“Jika kau tidak memberitahuku, aku akan berada dalam situasi seperti tadi lagi,” ujar Ranran.

Kyuhyun menoleh cepat. “Tidak, mereka tidak akan melukaimu sedikitpun, akan kupastikan!” tegas Kyuhyun cepat.

“Kalau begitu beritahu aku! Aku tidak bodoh, Cho Kyuhyun. Apa yang terjadi? Kau dan Kim Ryeowook serta orang-orang itu, sebenarnya siapa kalian?”

Kyuhyun melirik Ranran sebentar, menimbang antara menceritakan sekarang ataukah tidak. Lalu dia pun hanya bisa menghela nafas pendek setelah itu. Mungkin dia memang tidak bisa lagi menutupi apa yang terjadi pada Ranran.

 “Ran, aku minta maaf karena membohongimu selama ini,” ujarnya memulai.

Ranran tidak menyahut dan memilih mendengarkan ucapan Kyuhyun selanjutnya. 10 meter Di depan sana ada rest area, maka ke sanalah Kyuhyun melajukan mobilnya. Apa yang akan diceritakannya bukanlah sesuatu yang mudah. Jadi dia pun memilih menghentikkan mobilnya lalu menoleh menatap Ranran.

“Selama ini saat aku bilang ada perjalanan penting dan tidak bisa menemuimu, itu bukan karena aku bekerja part time di perusahaan ayahku tapi aku sedang menjalankan misi.” Kyuhyun diam sebentar menunggu reaksi Ranran. Tapi gadis itu masih belum mengatakan apapun.

“Kau tahu NIS?” Kyuhyun bertanya memulai. Ranran yang sudah mulai mendengarkan mengangguk mengerti.

Tentu saja Ranran tahu apa itu NIS. Apa ini ada hubungannya dengan Utara dan agen mata-matanya?

“Aku salah satu agen yang bekerja di sana. Belum lama, baru sekitar tiga tahun. Ceritanya panjang kenapa aku bisa menjadi agen NIS, yang jelas aku melakukannya untuk melindungi Minrin dari pria tadi.”

Kali ini Ranran mengernyit. Lalu tiba-tiba dia tersadar. Kejadian-kejadian yang belum lama ini terjadi sepertinya bukan sebuah kebetulan semata. Ancaman bom di kampusnya yang membuat Minrin terluka, lalu kehadiran Ryeowook yang tiba-tiba. Ditambah lagi kematian kedua orang tua Minrin yang sampai sekarang masih terasa janggal untuk Ranran sampai akhirnya ada Kim Jongwoon yang menawarkan tempat tinggal untuk Minrin.

“Aku tidak bisa menceritakan sepenuhnya padamu. Ini sebuah misi besar.” Kyuhyun melanjutkan.

“Apa Minrin tahu?” untuk pertama kalinya Ranran akhirnya menanggapi.

Kyuhyun mengangguk. “Ya, tentu saja dia tahu.”

Ranran menarik nafasnya pelan setelah itu. Semua sedikit jelas sekarang, hanya saja dia tidak mengerti kenapa dirinya bisa ikut terseret. “Lalu, apa hubunganmu dengan pria tadi? Kenapa kau ada dipihaknya? Bukankah kau bilang menjadi agen NIS untuk melindungi Minrin?”

Kyuhyun menoleh kali ini, menatap Ranran dengan serius. Jawaban dari pertanyaan itulah yang tidak pernah bisa diungkapkan Kyuhyun. Dia punya misi pribadi sampai akhirnya terpaksa bersedia menjadi informan Kim Donggun.

“Sesuatu terjadi sehingga membuatku harus berperan sebagai double spy. Aku dipaksa untuk menjadi mata-mata Kim Donggun, mencari tahu informasi apapun yang sekarang ini tengah dilakukan NIS,” jawabnya.

“Kenapa?” tanya Ranran tidak puas.

“Aku tidak bisa mengatakannya padamu,” jawab Kyuhyun tegas. Ranran menatap mata pria itu lekat lalu akhirnya mengalah.

“Baiklah, aku mengerti.”

“Ran,” panggil Kyuhyun pelan. Ekspresinya serius, matanya menatap Ranran. “Maafkan aku karena membuatmu ikut terlibat. Tapi semua akan berakhir, aku berjanji.”

***

CUT

Okay, who is waiting for this part?

Maaf karena tidak bisa update cepat untuk Secret Guard. Ceritanya makin rumit, dan semoga saja saya tidak membuat masalahnya makin melebar. Dan Cho Kyuhyun!! Aah… sepertinya bagian dia yg ternyata double spy adalah favoriteku. Penasaran kenapa bisa double spy? tunggu part selanjutnya ^^

And still not too much Ryeomin moment. Well, Mereka akan ada bagiannya sendiri. Seperti yang pernah aku bilang di awal aku bikin ff ini bahwa secret guard nggk hanya akan fokus pada kisah Ryeowook – Minrin. Main storynya bukan kisah cinta mereka, jadi mohon bersabar jika kalian ingin membaca yang Ryeowook – Minrin nya banyak muncul.

Okay, that’s all! I will work hard to finish this FF soon. Thank you for reading and giving a comment. 🙂

10 thoughts on “(FF Series) Secret Guard Part 7

  1. Aku lama nunggu lanjutan ff ini. Dan pas rilis pun bikin greget. Sebel banget ya Kyuhyun aduh T.T makin penasaran. Mikir juga bacanya. Aduh lanjutnya jangan lama-lama ya hehehee keep writing!^^

  2. Waaa…seruuuuu..ak ikut deg2an bacanya…lanjut segera yak..penasaran gmn lanjutannya.. trs klo kyu mata2 kim donggun ntar datanya gmn dong…penasaraan..dtunggu yak..hehee.gomawo

  3. wawaw semakin gregetan,n jd makin penasaran
    kira2 wook bkl curiga gak ya ma kyukyu.
    hanya autor yg tahu.
    q harap minggu depan udh ad lanjutannya.

  4. Akhirnya ff ini keluar juga.. 🙂
    Kenapa Kyuhyun?? Aaaaahhh ini bikin frustasi Eon.. T.T Orang yang tidak disangka – sangka ternyata bagian dari anggota I.L Aigooooo.. Lanjut Eon, Aku tunggu Chap berikutnya.. Fighting ^^

  5. Kyuhyun? Astaga aku nggak nyangka ternyata dia juga jadi mata2 Kim Donggun.
    .
    Kim Donggun. Aish… liciknya gk ketulungan ya orang itu ..
    .
    Data itu sebenarnya isinya apa sih? Penasaran.

  6. Kyuhyun? Aaaah aku ga nyangka?
    Makin penasaran sama ceritanya deh.
    Apa kyuhyun nanti bakal pasang alat penyadap ke si ryeowook?
    Lsnjutnya jangan lamalama ya ^^

  7. Astaga!!! Kyuhyun?? Waegurae ?? Makin greget aja nih ff,, pasti ada alasan lain kenapa kyuhyun bisa jadi double spy,!! Si abng evil tu psti gg ada niat jhat kan?? *optimis* ryeowook sadar gg yaa sama kelakuan kyuhyun,, truss data yg di hardisk tu bikin penasaran juga,, + pesan ayahnya wookie pula “jangan mempercayain orang yg tidak kau kenal,,” aaaaa!!!! gregetan sumpah,, lanjutt yaaa eonnn!!!

  8. makin greget aja ama alur cerita nya.. satu persatu rahasia mulai terkuak dan makin buat gemes, buat kyuhyun aku benar benar gak nyangka kalo dya bakal jdi double spy disini.. overal seperti biasa daebak.. lanjut nya jangan lama2 🙂 oke hwaiting:)

Leave a reply to bungaharnum Cancel reply